Melepasmu

Mencintaimu, begitu mudah bagiku ....
Menyayangimu, bukan sesuatu yang baru bagiku ....
Merindukanmu, sebuah rutinitas dalam hidupku ....
Mempertahankanmu, suatu tugas dalam kehidupanku ....
Tapi ...
Melepasmu, melupakanmu, meninggalkanmu?
Itu adalah hal tersulit dalam kehidupanku ....
Karna kamu adalah hidupku, nafasku, detak jantungku, bahkan penerang dalam setiap langkahku



Tangis, ya aku memang menangis. 
Tangis yang datang tidak pada tempatnya.
Bodoh bukan? Aku menangis disaat aku ingin tertawa saat mengenangmu.
Tapi tak apa, karna jika aku bisa tersenyum saat mengingatmu itu artinya aku sudah bisa melepasmu. 
Dan sayangnya sampai kapanpun aku tak akan siap untuk melepas dirimu. Tidak akan.


Karna kenangan saat bersamamu adalah hal terindah yang pernah terjadi dalam hidupku. 

Kenangan yang tak akan pernah terganti kapanpun, dimanapun, oleh siapapun.
Karna kenangan itu telah terkubur rapat-rapat bersamamu disana.
Disana. Tempat dimana aku tak bisa lagi memelukmu dan menyentuhmu sesuka hatiku seperti dulu.

Tapi tak apa. Aku tahu kamu pasti bahagia disana. 
Dan aku disini akan berusaha untuk terus melangkah dengan senyuman.
Karna kamu disana pasti bisa melihatku kan? 
Pasti bisa. 

Kamu juga pasti akan tersenyum jika melihatku tersenyum bukan? 
Bukankah kalimat itu yang dulu selalu kamu ucapakan? Kalimat yang bisa membuatku terus bertahan dan tegar.

Tenanglah sayang, tunggu saja suatu saat nanti kami semua yang disini juga pasti akan menyusulmu kesana.
Tapi selama aku masih ada disini, aku tak akan putus untuk memanjatkan doaku untukmu. 









-Nana-


Komentar

  1. ini cerpen atau curhat?

    *mau tau aja nih...

    BalasHapus
  2. ini objeknya yang udah gak ada yah. yang udah mati atauu..
    entahlah kukembalikan pada anda si empu penulis :P

    BalasHapus
  3. Subhanallah!
    Tulisan ini sempurna mengembalikan ingatanku pada almarhumah istriku.
    Apakh ini kisah nyata? Jika diperkenankan, satu saat aku ingin mengutip sebagian atau seluruh postingan nan menyentuh ini. Terima kasih sebelumnya.
    Salam kenal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah :)
      Apakah mengingatkan kembali memori itu suatu hal yang baik? Jika ternyata tulisanku membuka luka lama maka maaf sebelumnya.
      Ini kisah nyata tentang seseorang, mungkin cinta pertama. Boleh, jika judulnya mengutip bukan mengakui hak milik.
      Salam kenal.

      Hapus
  4. bila mersa terluka baiknya lepaskan saja :'(, ternyata ada yg senasib juga sama aq hikss

    BalasHapus
    Balasan
    1. bukan cuma kita :) mungkin juga banyak yang lebih sakit dari kita

      Hapus
  5. wow, menyentuh kakakk.. T.T

    BalasHapus

Posting Komentar

"Recehan kalian sangat berarti untuk pembangunan blog ini kedepan. Terima kasih."

Postingan populer dari blog ini

Aku, Kamu, Dia, Mereka = INDONESIA

Sanggupkah Aku?

Bicara Hanya Bicara