Postingan

DANDELION

“Hilang. Tak hanya raga, tapi juga rasa dan semua asa.” Tak ada tangis untuk kepergianmu. Tak ada sesal atas keputusanmu. Bahkan ku antarkan kepergianmu dengan lambaian tangan dan sebuah senyuman. Aku tak memiliki alasan memintamu untuk bertahan. Aku juga tak memiliki alasan memaksamu untuk melepaskan.  Cinta? Ah.. Itu bukan alasan. Jika aku mengatas namakan cinta untuk menggenggam, aku takut genggaman itu teramat kuat untuk kau rasakan. Sebab cinta dariku terlalu membabi buta untukmu. Aku tak ingin memberimu sesak atas genggaman. Aku ingin menciptakan kebahagiaan, bukan kesakitan. Jika dipikirkan lagi, sesungguhnya cintalah yang mengajarkanku untuk ikhlas melepas. Biar ku jelaskan sedikit untukmu.. Kamu tahu bunga Dandelion? Dia mencintai benih-benihnya, tapi dia tak pernah melarang benih-benih itu untuk terbang. Tak pernah ada tangis atas kepergian benih-benih Dandelion. Cinta, adalah alasannya. Dia tahu benih-benih itu per

UAS? Benda Macam Apa Itu?!

Gambar
Selamat pagi, siang, sore, dan malam!  Hari ini nggak ada tuh galau, nggak ada tuh postingan nggak jelas. Hari ini gue bakal postingan kejadian nyata dan baru kali ini gue alamin. Kalian tau apa itu UAS? Yap! Ujian Akhir Semester. Tapi menurut gue UAS itu Ujian Absurd Sekali. Kalau kalian pernah mencoba melupakan UAS dari kehidupan perkuliahan, gue nggak sekedar 'mencoba'. Karna gue udah benar-benar melupakan UAS.  Begini ceritanyaa... Kebetulan gue telah menginjak Semester 3 di Fakultas Hukum. Yaa gue emang cuma berani menginjak Fakultas, soalnya kalau menginjak Dekan gue takut dipacarin  dikeluarin. Baiklah mari kita lanjutkan ceritanya. Jadi UAS kali ini dimulai dari tanggal 2 Januari 2013 sampai tanggal 15 Januari 2013. Keliatannya emang lama, padahal kenyataannya lamaaaaaa bangeeet! Tapi jadwal ujian gue itu lompat-lompat, mungkin jadwalnya masih kecil belum bisa jalan cuma bisa lompat. Nah kebetulan tanggal 9 Januari 2013 adalah hari kelahiran Fakultas

JOMBLONESIA

“ Kami bangsa Jomblonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Jomblonesia. Hal-hal jang mengenai pemberian harapan palsu d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.” Penantian, hari 01 boelan 11 tahoen 12        Atas nama bangsa Jomblonesia         Deepest Heart Jomblonesia merupakan negara yang terbentuk dari serpihan-serpihan jiwa-jiwa putus asa, kesepian, dan merana karena harapan semu semata. S ebagaimana mestinya, negara ini dibentuk untuk mencegah menjamurnya Pemberi Harapan Palsu maupun Penerima Harapan palsu di dunia.     I.         SEJARAH Nama Jomblonesia diambil dari paham gaulisme “Jomblo” yang berarti “sendiri”, dan bahasa Yunani “nesos” yang berarti “pulau”. Dengan demikian Jomblonesia berarti suatu pulau dengan kesendirian di dalamnya . Jomblonesia berdiri tanpa adanya kesengajaan sebelumnya, negara ini terbentuk karena sebuah percakapan ketiga pendirinya, percakapan tersebut membahas tenta

Memory

Mengingat dirimu, suatu kebiasaan berharga Melupakan dirimu, suatu usaha yang tak ada artinya..... Ada yang berubah dari sikapmu. Entahlah, mungkin karna  sudah tidak ada lagi bayangku disetiap langkah kakimu. Atau  lebih tepatnya, karna kamu mulai mencoba menghapus bayang-bayangku dalam hidupmu. Sama seperti saat kamu mulai menghapus kenangan kita dari hati dan pikiranmu. Aku juga sedang belajar untuk menghapus bayang-bayangmu dalam setiap tarikan napasku, tapi sayangnya hati dan pikiranku tak pernah mau melepas semua kenangan tentangmu. Kenangan tentang kita.  Menangis? Maaf tapi aku bukan sosok yang bisa dengan mudah menangisi sebuah kenangan yang tertinggal. Sebab b ukan aku yang meninggalkan kenangan ini, tapi kamu yang tak pernah peduli dengan semua yang telah terjadi.  Awalnya aku ingin bertahan. Namun sekuat apapun aku berusaha mempertahankan perasaan ini, tetap saja yang kudapatkan hanya sebuah luka.   Aku berusaha memendam rasa yang pernah kita bangun bersama, ta

Pemimpin, Cermin Bangsaku

Aku punya sebuah cerita. Cerita yang aku harap bisa membuka mata Bangsa Indonesia, dan mungkin bisa membuka mata dunia. Cerita tentang sisi lain dari Indonesia, sisi lain yang selama ini hanya dipandang sebelah mata. Bukan ingin menggurui atau ingin menyalahkan, tapi aku hanya ingin menunjukan bahwa kita bukan bangsa yang lemah, kita sebenarnya adalah bangsa yang kuat. Kekuatan yang sebenarnya bisa kita miliki dari kepercayaan bangsa kita sendiri. Cerita ini berawal dari kedatangan adik sepupuku, Bunga. Anak cerdas dengan sejuta rasa ingin tau tentang apa yang ada disekitarnya, tapi sayangnya dia tinggal di kota metropolitan dengan segudang permasalahan. Hal itu yang membuat dia merasa asing saat datang ke rumahku, tempat dimana suasana masyarakatnya masih dipenuhi dengan kepercaayan dan rasa saling memiliki. Inilah ceritaku...... "Dik, gimana perbedaannya di rumah kakak dengan rumah kamu di Jakarta?" "Jauh berbeda kak, kok disini masih ada ya orang saling membantu