Tentang Kamu dan Perasaanku

Kamu yang telah mengajariku tertawa, menertawakan setiap kebodohanku karna tak pernah bisa melupakanmu ....
Kamu yang telah mengajariku menangis, menangisi kekecewaanku karna tak pernah bisa membuatmu bahagia ....
Kamu yang telah mengenalkanku dengan luka, luka yang tercipta karna rasa cinta yang dipenuhi dengan dusta ....
Kamu yang telah mengenalkanku dengan kenangan, kenangan yang terbuat dari kasih sayang yang telah terbuang ....



Aku memang mencintaimu, dan aku tidak pernah mengelak dari perasaan itu.
Salahkah aku tentang perasaan itu? Salahkah aku dengan segala rasa sayang yang kutujukan padamu? Salahkah aku jika terus menjaga dan bertahan dengan rasa ini? Salahkah aku jika tak pernah bisa menggeser kedudukanmu dihatiku?

Bukan aku yang menginginkan semua ini. Bukan aku yang merencanakan rasa sayang dihati ini. Bukan aku yang tak ingin menggeser kedudukanmu dari hatiku, tapi hati ini yang tak mau kehilanganmu. Aku sudah berulang kali mencoba melupakanmu, melupakan perasaan ini. Tapi tak pernah bisa. Tak akan pernah bisa.

Tak pernahkah sedikitpun kau mengingatku? Mengingat kenangan kita? Atau setidaknya mengingat bahwa dulu kau pun pernah merasakan hal yang sama? 
Bukankah dulu kau yang pertama kali mengungkapkan rasa cinta. Kau yang pertama kali mengajakku untuk menjalani hubungan ini, hubungan yang tak pernah ku sangka akan secepat ini kita akhiri. Bukan. Bukan kita akhiri, tetapi kamu yang memaksa aku untuk mengakhiri semua ini.

Kamu selalu memintaku untuk jujur dengan perasaanku. Kamu selalu memintaku mengatakan apa yang aku rasakan, apa yang aku pikirkan, meskipun itu menyakitkan untuk diungkapkan. Tapi kamu sendiri tak pernah mau mengungkapkan apa yang kamu rasakan, apa yang kau pikirkan terhadapku. Kamu selalu diam. Diam yang memberiku rasa sakit yang sangat dalam. Rasa sakit yang baru pertama kali aku rasakan.

Tak pernahkah kamu sekalipun merindukanku? Merindukan semua tentang kita, semua kenangan kita. Pernahkah kamu terpikir sekali saja untuk mengulang semua ini seperti dulu lagi? Setidaknya memperbaiki apa yang telah rusak dari hubungan ini. Tidak. Mungkin itu jawaban yang akan kamu berikan untuk semua pertanyaanku. 

Aku tidak marah padamu. Aku juga tidak pernah membenci semua sikapmu. Tapi aku kecewa. Kecewa dengan cinta yang pernah membuatku bahagia, tapi berakhir dengan luka. Kecewa dengan tawa yang selalu aku rindukan, tapi tak bisa lagi aku saksikan. Kecewa dengan canda yang selalu aku nantikan, tapi tak bisa lagi aku dapatkan. Bahkan aku kecewa dengan kebodohanku. Bodoh karna aku bahkan tak bisa membuatmu bertahan disisiku, berjalan bersamaku, menggenggam tanganku, dan memeluk tubuhku.

Aku sudah tak berhak lagi atas dirimu. Tapi setidaknya kita pernah menjalani sebuah pertemuan menyenangkan, meski harus berakhir dengan perpisahan yang menyakitkan. Setidaknya kamu telah memberiku kesempatan untuk merasakan cinta yang selama ini aku nantikan, meski harus berakhir dengan sebuah luka yang mengendap dijiwa. Kamu juga memberiku sebuah pelajaran berharga dalam sebuah percintaan, dimana kita juga harus siap dengan rasa sakit yang akan sulit disembuhkan. Tak apa. Aku menikmati setiap luka itu, karna itu semua dari dirimu.





Terima kasih karna telah mengijinkanku mengenal dirimu ...
Terima kasih karna setidaknya kamu pernah mencintaiku .... 
Terima kasih karna kamu pernah menjadi bagian terindah dari hidupku, bahkan kamu mau mengisi hari-hariku dengan ketulusanmu ....
Terima kasih untuk semuanya .... 

Aku masih disini, menunggumu ....
Ditanggal yang sama, bulan yang berbeda ....
Masih dengan rasa yang sama, meski dengan kisah yang berbeda ....
Aku tetap menunggumu dengan luka, berharap kamu kembali untuk mengobatinya ....







-Nana-

Komentar

  1. tissue mana tissue. telenovela modern ini
    hiks hiks hiks

    BalasHapus
    Balasan
    1. wohoooo dia mulai ngamuk lagi bung

      Hapus
    2. kemaren tidur loh aku seharian biar tanggal 8 bener" skip hahahahha #miris

      Hapus
    3. cieh cieh cieh katanya gampang move on eeh ternyataaa

      Hapus
  2. aduh belum habis bacanya mata saya udah mulai meleleh perlahan nih

    BalasHapus

Posting Komentar

"Recehan kalian sangat berarti untuk pembangunan blog ini kedepan. Terima kasih."

Postingan populer dari blog ini

Aku, Kamu, Dia, Mereka = INDONESIA

Sanggupkah Aku?

Bicara Hanya Bicara